Dia Kembali !
Dia kembali !
“Syiana...
gila lo kurus too much syiana!!!” –Alvina, 23 thn. Ketua divisi kreatif-
“Syi...are
you oke? Kamu agak berubah yaa...”- Dery,
28 thn. ketua divisi produksi-
“Kamu
sekarang cantik an... aku gak nyangka kamu bisa berubah drastis seperti ini,
maafin aku ya aku dulu jahat sama kamu an...” –Anugrah Rahardian, 26 thn.
Mantan Kekasih Syiana-
“Syiana?
Kamu gak lagi sakit kan?” –Prabu, 25 thn. Direktur Utama-
“
ini semua karena kamu Anu aku banyak belajar selama sama kamu dan selalu
berusaha mengikuti apa katamu dan yang kamu inginkan. Tapi, aku gak tau kenapa
kamu ninggalin aku nu. Katamu aku keras, tapi tahukah kamu anu? Kamu lebih
keras dariku nu dan aku selalu memahami dan merendahkan diriku menghadapi kamu
nu. Dan mungkin karena aku tidak seperti ini dalam segi fisikku...”
“cukup
Syiana Alamsyah!!! Lo mau kayak gimana lagi berubahnya? Lo liat diri lo
sekarang syiana..lo udah kurus, udah lebih cantik, udah modis, lo udah
dipuja-puja banyak orang dan lo udah buat Anu nyesel dan minta maaf sama lo!
Apa lagi yang kurang?apalagi yang lo mau ubah?be your self syianaaaaaaa!!!!
Buka hati lo buat orang lain syiana!!!” tukas Diandra
“gue
gatau dra, gue sekarang susah banget buat percaya diri lagi, apalagi percaya
sama omongan orang semenjak kejadian itu dra, gue takut dra..gue udah pernah
mencintai sepenuh hati dra tapi yang gue dapet kayak gini dra” Diandra adalah
sahabat terbaikku, kita sudah bersahabat lama sekali semenjak kita masih
dibangku Sekolah Menengah Atas.
Kejadian itu... iya kejadian itu dimana
saat itu aku sedang merasa cinta secintanya sama Anu, dan Anu pun menyatakan
keseriusannya denganku dia yakin denganku dan akan menikahiku setelah dia
mendapatkan pekerjaan. Aku mempercayainya sebab sudah lebih dari sekali Anu
mengatakannya. Dan ini yang aku tunggu karena akhirnya perjuanganku untuk
mempertahakan cintanya dan membuktikan bahwa cinta itu gak bulshit seperti yang
dia pikirkan belakangan ini berbuah hasil. Seminggu berlalu Anu mendapatkan
pekerjaan yang diinginkannya aku senang bukan main Tuhan, terimakasih.
Anu
mulai sibuk dengan pekerjaannya, aku mulai memahaminya. Tapi tiba di satu titik
dimana aku merasa dia tak meluangkan waktunya untukku lagi, bahkan untuk
berkomunikasi sekali pun. Aku mulai menanyakan kapan dia akan meluangkan waktunya
untuk kita, tapi mungkin aku salah waktunya untuk menanyakan itu tidak tepat.
Anu marah besar kepadaku dan mengatakan ingin mengakhiri semuanya dengan alasan
yang merembet kemana-mana, dan salah satunya adalah perubahan diriku.
“CUKUP
AN!!! Aku sudah kerja an, kenapa kamu gak ngerti aku? Aku tak punya waktu lagi
untuk segala kegiatan kita yang ga ada artinya itu!! Lagipula, kamu juga gak
pernah mendengarkan aku untuk merubah dirimu, aku sudah kerja an!!!
Berpenampilan menariklah agar aku selalu suka dengan kamu, tapi kamu gak
melakukan itu an!!!”
Hatiku sedih sejadi-jadinya,
bagaimana tidak kata dia tidak ada artinya dan kata dia agar dia selalu suka
denganku, baru ini kata-katanya begitu tajam meski berkali-kali dia berkata
yang menurutku kasar tapi baru kali ini hatiku merasa sedih dengan kata-kata
yang diucapkan dia.
“sejak kapan kau mementingkan
penampilan diriku Nu? Nu, apa kamu lupa beberapa minggu lalu kamu bilang apa
sama aku Nu?
“apa? NIKAH??? Lupakan An, aku tak
bisa menikah dengan orang yang tak pernah mendengarkan aku untuk berubah!!
Anggap saja aku tak pernah bicara seperti itu!!! Aku menyesal bicara seperti
itu padamu!! Kita selesai disini An...
“Anu!!! Aku sudah berubah seperti
ini dan menuruti semua apa katamu, masih belum puas Anu?aku sudah berjuang
selama ini kamu ga ingat Anu? Semudah itu kamu bilang menyesal Anu? Oh Tuhan!!
Anu bilang padaku Anu ini berrcanda Nu!!!
“Aku serius Ana...kita selesai
disini, terimakasih untuk semuanya, maaf dari awal hingga akhir an...”
“gue ngerti syiana sama keadaan lo,
tapi sampai kapan lo akan siksa diri lo terus? Sampai kapan lo gamau maafin
diri lo? Gak semua laki-laki akan sama kayak Anu. Syiana...please Syi gue
khawatir sama lo, maafin diri lo syi, lupain kebodohan lo yang dulu syiana!!!
Trust me ga semuanya syiana ga semuanya...”
“dra,
lo liat dra semua cowok-cowok yang deket sama gue?semuanya karena gue yang
sekarang dra!!! Kenapa sih fisik itu lebih utama dibanding hati dra?”
“syiana!!!
Bukan karena fisik juga syi, buktinya Anu tetep ninggalin lo setelah apa yang
elo lakukan buat dia. Setelah lo berjuang tapi tetep dia ninggalin lo syiana!!!
Setelah kejadian adu mulut dengan
diandra hari itu hubungan kita menjadi dingin. Tak ada sapa dikantor, di bbm,
atau dimanapun. Tapi setelah ku pikir-pikir dia tak salah dia hanya memberi
tahuku hal yang seharusnya aku lakukan. Aku memberanikan diri untuk buka
pembicaraan aku mulai dengan menanyakan tentang bunga mawar putih yang selalu
ku temukan di meja kerjaku selama beberapa minggu ini plus kartu ucapan dengan
tulisan #janganlupabahagaia.
“dra,
lo dateng lebih pagi ya tadi?” Ucap ku.
“iya,
kenapa?”balas diandra
“lo
tau ga siapa yang naro mawar putih dimeja gue?”
“yaa
ampuuuunnnn ada lagi syi? Gue ga liat syi”
Diandra
menyambut baik pembicaraanku, “maaf dra gue salah” gumamku dalam hati
“iya
ada lagi dra, setiap hari malah, gue jadi takut dra, kok gue kayak di teror
gitu sih”
“eh
bodoh! Itu namanya bukan teror kalo pake mawar putih, kalo teror tuh pake
alat-alat yang ada darah-darahya gitu, lu ga usah drama deeehhhhh”
“yeee,
elo yang drama pake darah-darahan segala”
“mba
syiana..” suara itu menghentikan pembicaraan kami.
“iya
mba anti, ada apa?”
“ada
yang mau ketemu mba, dia ada di rooftop mba”
“rooftop?mampus
siapa nih?kalo di rooftop berarti orang penting kantor ini dong? Draaaa... gue
takut draaaaa”
“samperiiinnn
syi buruuuuu!!!!pokoknya kalo ada apa-apa lo langsung telpon gue oke!!”
Aku menganggukan kepala ku dengan keras,
dan segera menghampiri seseorang yang ingin bertemu denganku di rooftop gedung
ini. satu demi satu langkah aku ambil perlahan sambil mengumpulkan nyaliku.
Disana sudah ada lelaki berjas yang menutupi tubuh tegapnya tapi masih terlihat
jelas tubuh tegapnya.
Setengah sadar aku mendial nomor telepon
diandra. Disebrang telepon Diandra sudah memanggilku dengan khawatir sedang aku
masih setengah sadar menaggapinya. Lelaki itu berbalik ke arahku, dan Ya
Tuhan!! Pak Prabu...aku tersadar dari lamunanku dengan suara Diandra disebrang
telepon yang berteriak menggelegar.
“Syianaaaaa...lo
jangan diem ajaaa siapa orangnya syiiii??”
“pak
prabu dra...”
Tut..tut..tut...
“sial
diandra kenapa dia memutus teleponnya??benar-benar sahabat yang tak bisa
diandalkan pada saat-saat seperti ini” gumamku dalam hati.
“syiana...”
sapa pak prabu
“i...i...ya..
paak” jawabku gugup setengah mati
“terimakasih
sudah memenuhi panggilan saya”
“ada
apa ya pak? Saya buat kesalahan apa yaa pak?
“aci...kamu
masih ingat foto ini?”
“a..aci???
itu foto pas aku masih SD, dan bapak kok tau nama panggilan kecil saya aci?”
“kamu
belum sadar juga?yaa ampuuunnn syianaaaa!!! Dari dulu tuh kamu ga berubah ya
masih aja telmiiiiiii....gemesssssh akuuuu...emang aku ga mirip sama yang
difoto ya? Yang dibelakang kamu itu?”
“de...deraaa?”
“iya
aku dera,kamu dari dulu gak tau nama panjang aku ya emangnya? Astaga syiana,
nama panjangku Prabu Adera Arsjad hey Syiana Alamsjah”
“
deraaaaaa.......iih kamu jahat iihhh....pertama kamu ninggalin aku, kedua kamu
ga bilang kalo kamu adera, pake nyamar segala lagi pake nama prabu! Kamu kan
dulu kalo tulis nama selau P. Adera Arsjad mana ku tau kalo P itu prabu, siapa
tau itu putra atau putri atau P yang lainya. Tubuh dera habis ku pukuli, aku
sebal dengan dia tapi aku Rindu dia. Dera adalah sahabat dari ku kecil
sekaligus cinta pertamaku. Dari TK kita berteman hingga akhirnya kelas 2 SD dia
harus pindah ke Jepang mengikuti papanya yang dipindah tugaskan ke Jepang.
“maafin
aku ya syiana...bertahun-tahun aku cari kamu syiana, sampai akhirnya aku
bertemu kamu di kantor ini. aku sempat khawatir melihat keadaan kamu beberapa
bulan ini syiana, aku mencari tau tentang kamu dari Diandra syi...hahaha kamu
jangan marah ya sama dia, dan oiya sebenarnya dia tau syi kalau aku yang selalu
menaruh mawar putih di meja kerjamu itu aku. Hehe...”
“jadi
selama ini kamu yang naro mawar itu? Kamu tau gak sih? Kamar aku sekarang sudah
seperti Florist tau gak?huh!
“hahahaha...
maaf yaa.. ci, kamu tau gak? Dari dulu aku sayang sama kamu ci, kamu inget gak
dulu kita pernah main pengantin-pengantinan? Di dalam hati aku janji ci kalau
kita akan jadi pengantin sungguhan kalau kita sudah besar nanti, sekarang kita
sudah besar ci, and will you marry me ci?”
“syiana...lo
parah syi kalo lo sampe gak percaya juga sama pak prabu, lo boleh syi gak
percaya sama gue, Anu, ataupun cowok-cowok yg ngejar lo sekarang syi, tapi kali
ini please lo percaya syi sama pak prabu lo kan juga udah tau siapa pak prabu”
sahut Diandra.
“diandra?
Tapi dra...”
“jangan
ada tapi ci, aku sayang kamu tanpa ada kata tapi ci”
Dera menggenggam tanganku erat, ku
rasakan genggamannya yang semakin erat seakan takut dengan jawabanku. “cinta
pertamaku kembali datang aku harus bagai mana Tuhan?” gumam ku dalam hati
“syiana”
suara lembut dera menyadarkanku
“aku...”
aku menggantungkan ucapanku
Tatapan mata dera nanar, jelas sekali
aku melihatnya, “ya Tuhan... makhluk didepanku ini hendak menangis. Aku harus
bagaimana?” lagi-lagi aku menggumam dalam hati.
“pak
Prabu Adera Arsjad, aku...mau menikah denganmu” ucapku
“subhanallah,
alhamdulillah yaa Allah terimakasih, terimakasih Syiana Alamsjah, thankyou for
everything, thankyou...ayoo syi, kita wujudin impian-impian kita sewaktu kecil
syi, kita menikah mempunyai keluarga kecil hidup selalu dipenuhi oleh cinta dan
bahagia, dan bersamamu aku yakin.”
Dera memelukku erat, sangat erat, dan
menenangkan, kecupan dikening penuh kehangatan dia berikan. Ini yang aku suka!
Pelukan dera dari dulu hingga sekarang tak pernah berubah selalu menenangkan
dan menghangatkan. “thanks for being me, thanks for your loves and everything,
surelly aku salah satu wanita terbahagia dan terberuntung memilikimu, seorang
yang diam-diam menyimpan hatinya untukku.”
Komentar
Posting Komentar